Selasa, 15 November 2011

ALINEA / PARAGRAF

PENGERTIAN PARAGRAF
  • Paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf.
  • Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu.
Ciri-ciri Paragraf :
  1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal.
  2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
  3. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
  4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimatpenjelas.
Fungsi Paragraf :
  1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
  2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
  3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
  4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
  5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

STRUKTUR ALINEA

Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu : (1) kalimat topic/kalimat pokok, dan (2) kalimat penjelas/pendukung.

Ciri Kalimat Topik
1.  Mengandung permasalahn yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
2.  Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3.  Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4.  Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Ciri Kalimat Penjelas
1.  Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri  (dari segi arti)
2.  Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain    dalam satu alinea.
3.  Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4.  Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

PERSYARATAN ALINEA

Alinea yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu : (1) adanya kesatuan dan (2) adanya kepaduan.

Kesatuan Alinea

            Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam alinea hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik/masalah. Perhatikan alinea di bawah ini.

        Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah Presiden Amerika. Melalui perjuangannya, Clinton berhasil menjadi Presiden Amerika. Clinton termasuk Presiden Amerika yang populer. Amerika adalah negara kaya. Di Amerika, perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Semua bahasa yang besar dipelajari untuk kepentingan politik Amerika, termasuk bahasa Indonesia. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika.

Jika dibaca sekilas, tidak tampak adanya kesalahan dalam alinea di atas. Tetapi, jika dibaca lebih mendalam akan terasa bahwa topik alinea lebih dari satu. Kondisi itu membuat pembaca sulit menangkap ide pokok atau ide utama alinea.
            Dalam  alinea di atas ada tiga ide yang potensial untuk dikembangkan :  (1) saya sebagai guru bahasa Indonesia, (2) Clinton sebagai Presiden Amerika, dan (3) Amerika adalah negara kaya. Perhatikan perbaikan alinea yang salah itu menjadi tiga alinea berikut dan rasakanlah kesatuan ide dalam setiap alinea.
        Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegara termasuk Amerika. Di Amerika semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika.
       Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah Presiden Amerika. Jabatan itu diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Clinton termasuk Presiden Amerika yang populer.
       Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana semua bahasa yang besar, termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika.

Kepaduan Alinea

Kepaduan /koherensi alinea akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancar, serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan. Inilah contoh alinea yang dibentuk dengan repetisi kata dan frasa.

        Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan dengan kuitansi dan faktur ini disebut faktur berkuitansi. Faktur berkuitansi cocok dipakai untuk penjualan tunai. Faktur yang kedua adalah faktur tanpa berkuitansi. Faktur tanpa kuitansi dapat dipakai baik untuk penjualan tunai maupun kredit.

Pengulangan kata kunci seperti yang dicontohkan di atas tidak boleh terlalu sering dilakukan karena dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh pada pembaca. Repetisi nama orang, misalnya, hendaklah diselingi dengan kata ganti atau dengan frasa. Perhatikan contoh alinea di bawah ini.

       Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adalah Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dapat dikatakan nyaris buta. Presiden ke-4 Republik Indonesia ini di awal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negerisehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kyai dari Jawa Timur ini juga sering mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, mantan ketua PBNU ini sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, suami dari Sinta Nuriah ini tetap pada prinsipnya dan tidak bergeming menghadapi semua itu.

JENIS ALINEA
  • Berdasarkan posisi kalimat topiknya :

1. Alinea deduktif : alinea yang menyajikan pokok permasalahn terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahn atau gagasan alinea. (urutan umum-khusus)
2. Alinea induktif : alinea yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum)
3. Alinea deduktif-induktif : kalimat pokok ditempatkan di bagian awal dan akhir alinea. Kalimat pada akhir alinea umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal alinea.
4. Alinea penuh kalimat topik : seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptis dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
  • Berdasarkan sifat isinya

1. Alinea persuasif, jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
2. Alinea argumentatif, jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
3.  Alinea naratif, jika isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
4.  Alinea deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
5.  Alinea ekspositoris, jika isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

  • Berdasarkan fungsinya dalam karangan

1. Alinea pembuka. Isi alinea pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
2. Alinea pengembang. Alinea ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam alinea pembuka.
3. Alinea penutup. Alinea penutup berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan.

PENGEMBANGAN ALINEA

Ada beberapa metode pengembangan alinea yang biasa dipakai dalam pembuatan karangan, yaitu :

  • Metode definisi.

Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu.

        Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja bahasa Latin oganizare yang berarti ’membentuk sebagian atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang satu dan unsur yang lainnya saling bergantung atau terkoordinasi’. Jadi, secara harfiah organisasi itu berarti ’paduan dari bagian-bagian yang satu sama lain bergantung’. Di antara para ahli ada yang menyebutkan paduan itu sistem, ada juga yang menamakan sarana.

              (Dari buku Komunikasi Teori dan Praktek oleh Onong Uchjana Effendy)
  • Metode proses

Sebuah alinea dikatakan menggunakan metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.

       Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan terigu dicampur dengan telur dan gula dengan perbandingan tertentu yang ideal sesuai dengan banyaknya kue donat yang akan dibuat. Kemudian, adonan dicetak dalam bentuk gelang-gelang. Setelah itu, ”gelang-gelang” tadi digoreng sampai berwarna kecoklatan. Lalu, gorengan itu diolesi mentega, diberi butiran coklat warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Kini kue donat siap untuk disantap. 
  • Metode contoh

Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk alinea.

        Ini seperti acara pesta kesenian sekolah di Indonesia. Lagu-lagu diperdengarkan, mulai dari ”Bintang Kecil” hingga ”Indonesia Raya”. Alat musik tradisional semacam angklung dan talempong pun terdengar.busana yang digunakan juga busana dari Sabang sampai Merauke ; ada yang mengenakan pakaian adat Bali, Minang, atau Jawa. Dengan gerakan lentur dan lucu, para penari seusia SD memperlihatkan keterampilan mambawakan tari Penembahan, Indang, hingga tari Merak. Tetapi ada yang membedakannya dengan pesta di sekolah Indonesia. Para penarinya tidak berkulit sawo matang karena mereka adalah bocah-bocah bule dengan mata biru atau coklat dan berambut pirang. Mereka para murid SD Benalla East, kira-kira 120 km dari Melbourn, Australia. Para murid sekolah itu tertarik belajar bahasa Indonesia, termasuk keseniannya.
                                                      
                                                       (dari ”Melihat Bule Belajar Bahasa Indonesia”)
  • Metode sebab-akibat

Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas  ini adalah kejelasan dan kelogisan.

       Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan beberapa kendaraan hari Selasa (7/10) sekitar pukul 05.30 WIB terjadi di jalur Jakarta – Cirebon Km 17. Dalam peristiwa itu, mobil tangki nomor polisi B 9337 JV yang dikendalikan oleh Suryanegara terguling, kemudian terbakar sehingga menyebabkan salah satu awak. Asmudi (22) tewas ditempat dengan luka bakar. Menurut saksi mata, truk tangki dari arah Jakarta melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba oleng sehingga menyeruduk dua kendaraan lain yang berjalan berlawanan. Api diperkirakan timbul akibat gesekan antara badan mobil dengan bahu jalan. ”Tumpukan minyak tanah memicu timbulnya nyala api sehingga kobaran api tidak bisa dikendalikan lagi”, kata petugas kecelakaan lalu lintas Kepolisian Resor Subang. Akibat kecelakaan ini, lalu lintas Jakarta – Cirebon sempat tersendat beberapa jam.
                                                                                                                    (Kompas, 8/10/1997)
  • Metode umum-khusus

Metode umum-khusus dan khusus-umum paling banyak dipakai oleh mereka yang baru mulai belajar menulis. Metode ini juga banyak digunakan dalam karangan ilmiah dan tulisan ekspositoris seperti artikel dalam media massa.

        Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik. Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku di antaranya adalah sikap, kebiasaan, adat istiadat, belajar, tidur, bertani, bahkan berkelahi.

                              (dari Pengantar Dunia Karang-Mengarang oleh The Liang Gie)

  • Metode klasifikasi

Bila kita akan mengelompokkan benda-benda atau nonbenda yang memiliki persamaan ciri seperti sifat, bentuk, ukuran, dll, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi.

        Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berada di Asia, dengan Tokyo dan Osaka tercatat sebagai kota termahal di dunia. Demikian menurut kajian Economist Intelligence Unit. Kedua kota besar di Jepang itu ternyata 20% lebih mahal dibandingkan tempat ketiga yang diduduki Hongkong bersama Singapur dan Taipei yang juga tercatat dalam daftar kota termahal di dunia. London yang sangat berupaya keras menarik wisatawan setelah bergulat dengan krisis dalam hal urusan makanan dan perjalanan, tampil menjadi kota keenam termahal bagi pelancong internasional dan sebagai kota termahal di negara-negara Uni Eropa. Posisi keempat diduduki kota Libreville di Afrika. New York tetap merupakan kota termahal di Amerika Serikat, sedangkan Chicago, San Fransisco,dan Los Angeles termasuk dalam kelompok 20 teratas.

                                                                                                                 (Kompas, 22 Juni 2001)

Sumber : Finoza, Lamudin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta.
              Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di 
                          Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.





Senin, 14 November 2011

KALIMAT

       Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturnya.

UNSUR KALIMAT

1. Subjek

       
       Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nomina), klausa, atau frasa verbal. untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
  • Ayahku sedang melukis.
  • Meja direktur besar.
  • Yang berbaju batik dosen saya.
  • Berjalan kaki menyehatkan badan.
  • Membangun jalan layang sangat mahal.
Selain ciri di atas, S juga dapat dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)... atau apa (yang)... kepada P. kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh "kalimat" yang tidak mempunyai Skarena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
  • Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
  • Di sini melayani resep obat generik.
  • Melamun sepanjang malam.
2. Predikat

       Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S(pelaku, tokoh, atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau perbuatan S, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata, frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini.
  • Kuda meringkik.
  • Ibu sedang tidur siang.
  • Putrinya cantik jelita.
  • Kota Jakarta dalam keadaan aman.
  • Kucingku belang tiga.
  • Robby mahasiswa baru.
  • Rumah Pak Hartawan lima.
        Tuturan di bawah ini tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata yang menunjukkan perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku/bendanya.
  • Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
  • Knator kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
  • Bandung yang terkenal sebagai kota kembang.
3. Objek

        Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nomina, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada contoh di bawah ini.
  • Nurul menimang ....
  • Arsitek merancang ....
  • Juru masak menggoreng ....
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh di atas adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
  • Nenek mandi.
  • Komputerku rusak.
  • Tamunya pulang.
       Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya dibelakang dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
  • John Smith membeli barang antik [O]
          Barang antik [S] dibeli oleh John Smith.

4. Pelengkap

        Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti ini juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini.

     a.  Ketua MPR // membacakan // Pancasila
                   S                     P                 O

     b   Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila.
                      S                        P                  Pel
Kedua kalimat aktif a dan b yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat a yang menempatkan Pancasila sebagai O.

5. Keterangan

        Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nomina, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.
        Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998: 366) yaitu seperti yang tertera dalam contoh di bawah ini.
  • Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas.(ket. tempat)
  • Rustam Lubis sekarang sedang belajar. (ket. waktu)
  • Lia memotong roti dengan pisau. (ket. alat)
  • Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan)
  • Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (ket. cara)
  • Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya. (ket. penyerta)
  • Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (ket. similatif)
  • Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebaban)
  • Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (ket. kesalingan)

JENIS KALIMAT

Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut
1.  Jumlah klausa pembentuknya :
  • Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. kalimat tunggal hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel, Ket. Tentu saja kelima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P. karena unsur pembentuk utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tunggal.
contoh :  -  Kami mahasiswa Indonesia.
              -  Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
              -  Sapi-sapi sedang merumput.
              -  Mobil orang kaya itu ada delapan.
  • Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. ada dua jenis kalimat majemuk, yaitu :

(1)  Kalimat Majemuk Setara
ciri-cirinya :  -  dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal.
                   -  kedudukan tiap kalimat sederajat.
contoh :
-   Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya
-   Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa maupun setelah bekerja
-   Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
-   Para peserta seminar sudah mulai datang, sedangkan panitia belum siap.
-   Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
-   Ia memarkir mobilnya di lantai satu, lalu naik lift ke lantai 7.

(2)  Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat berbeda konstruksinya dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu konjungtor yang menghubungkan klausa-klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.
contoh :
-   Dia datang ketika kami sedang rapat.
-   Lalu lintas akan  teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
-   Anda harus bekerja keras agar dapat berhasil.
-   Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
-   Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
-   Anita menjadi mahasiswa teladan karena tekun, cerdas, dan sopan.

2.  Fungsinya
  • Kalimat Berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Contoh : Terjadi perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus.
  • Kalimat Tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya. contoh : Siapa tokoh pendiri Perguruan Taman Siswa ?
  • Kalimat Perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Contoh : Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel.
  • Kalimat Seru (ekslamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Contoh : Aduh, saya terpeleset !
  • Kalimat Tak Lengkap (kalimat minor) adalah kalimat yang tidak berpredikat atau bersubjek. Contoh : ya, tidak, belum, sudah, awas!, jangan!, selamat jalan, dsb.
  • Kalimat Inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S. Contoh : Menangis Pacarku kemarin karena sedihnya.
 Sumber : Finoza, Lamudin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta.

Selasa, 08 November 2011

RAGAM BAHASA

ARTI, FUNGSI, DAN RAGAM BAHASA

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup aturan-aturan sbb :
[                Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat penakainya.
[       Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
[         Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap.
[            Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dan wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
[                Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain.
[     Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Hal ini memungkinkan bahwa suatu system bisa sama dengan system bahasa lain.



 FUNGSI BAHASA


Dalam literature bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu :

1)      Sebagai alat berkomunikasi

Sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat, fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam. Misalnya, komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi social dan budaya. Untuk itu, Anda diberi pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai ragam bahasa yang dapat mendukung pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiahnya.

2)      Sebagai alat untuk mengekspresikan diri

Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks atau tingkat kesulitan yang amat tinggi. Ekspresi sederhana misalnya, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senantiasa setia, bangga, dan prihatin padamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang), kecewa (saya prihatin atas keputusan itu), dan sedih. Tingkat ekspresi diri yang kompleks dapat berupa pernyataan kemampuan mengerjakan proyek-proyek besar dalam bentuk proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan (formal, artikel, teknis), menulis publikasi atas kemampuannya dalam berbagai media elektronik (website, diskusi melalui internet), dan menulis desain produk.

3)      Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi social

Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya: integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara, dan lain-lain. Integritas tersebut menimbulkan berbagai konsekuensi, misalnya harus beradaptasi dalam integritas tersebut sehingga tidak menimbulkan konflik, perpecahan, atau permusuhan.
  
4)      Sebagai alat control social

Bahasa sebagai control social berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing-masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol-simbol lain yang menunjukkan arah komunikasi. Bahasa control ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang-undang, dll. Dalam kegiatan harian dapat berbentuk komunikasi timbale balik, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, masing-masing dapat mengendalikan komunikasi yang hendak dituju. Mereka dapat saling memberi saran, kritik, nasihat, petunjuk, tegur sapa, dan sebagainya. Kritik tajam bisa diterima dengan hati yang lapang jika kalimat yang dikemukakan memberi kesan yang tulus tanpa prasangka. Misalnya, laporan Anda akan lebih sempurna jika dilengkapi deskripsi data secara akurat. Laporan Anda terlambat kami terima sehingga tidak dapat diproses lebih lanjut.

Sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut perhitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.

Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya; makin teratur bahasa seseorang, makin teratur cara berpikirnya. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.


 RAGAM BAHASA


Ragam bahasa menjadi banyak jumlahnya karena pemilihan corak bahasa yang dipakai oleh seseorang untuk mengomunikasikan sesuatu bergantung pada tiga hal berikut ini.

Cara berkomunikasi : Lisan atau tulis
Dua macam cara berkomunikasi ini melahirkan dua ragam utamadalam berbahasa, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.

Cara pandang penutur terhadap mitra komunikasinya
Sebelum menentukan pilihan ragam yang akan dipakai, seorang penutur akan melihat dahulu apakah mitranya sedaerah / satu suku dengannya atau tidak; apakah mitranya itu orang yang perlu dihormati atau tidak; dan bagaimana pendidikannya, rendah atau tinggi. Cara pandang ini mengakibatkan timbulnya ragam kedaerahan (dialek), ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam takresmi.

Topic yang dibicarakan / dituliskan
Pembicaraan tentang topic tertentu mengakibatkan terbentuknya ragam bahasa yang memiliki ciri khas sesuai dengan bidang topic yang dibicarakan, misalnya ragam hokum, ragam bisnis, ragam sastra, ragam kedokteran. Perhatikan bagan di bawah ini !

 Dari keseluruhan ragam tersebut di atas, yang akan diulas agak mendalam di sini adalah ragamlisan dan ragam tulis. Dalam praktik pemakaian, para penutur bahasa tentu dapat merasakan perbedaan antara kedua ragam utama tersebut. Perbedaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1)      Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis selalu memerlukan “lawan bicara” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh seseorang.

2)     Di dalam ragam lisan, unnsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata. Unsure-unsur itu sering dapat dinyatakan dengan dengan bantuan gerak tubuh dan mimic muka. Di dalam ragam tulis, fungsi-fungsi gramatikal harus dinyatakan secara eksplisit agar orang-orang yang menbaca suatu tulisan –misalnya dalam surat kabar, majalah, ataubuku-  dapat memahami maksud penulisnya.

3)     Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu ; sedangkan ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Isi pembicaraan dalam suatu rapat, misalnya, baru dapat dipahami oleh seseorang secara penuh bila ia hadir dan turut terlibat di dalam situasi, kondisi, ruang, dan waktu penyelenggaraan rapat yang dimaksud. Tidak demikian halnya dengan ragam tulis. Karya tulis seseorang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain pada situasi, kondisi, tempat, dan waktu yang sama.

4)   Di dalam ragam lisan, makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara, sedangkan di dalam ragam tulis, makna ditentukan terutama olehpemakaian tanda baca.

Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.


Ragam Lisan
Ragam Tulis
Bentuk Kata
Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni.

Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.
Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni.

Bila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu.
Kosakata
Mereka lagi bikin denah buat pameran entar

Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.
Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.

Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu.
Struktur Kalimat
Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.

Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri oleh juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh.
Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.

“Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh.