Minggu, 15 Januari 2012

KUTIPAN DAN CATATAN KAKI


KUTIPAN

1.      Kutipan Disertai Catatan Kaki

Kutipan adalah salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan.

Fungsi catatan kaki yaitu :
·        Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
·        Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
·        Memudahkan penilaian penggunaan sumber data.
·        Memudahkan pembeda data pustaka dan keterangan tambahan.
·        Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
·        Meningkatkan estetika penulisan.
·        Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi
·        Memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Jenis kutipan ada dua macam :
1)       Kutipan Langsung ; salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan.
Kutipan langsung kurang dari lima baris ditulis berintegrasi dalam teks, spasi sama, pias (margin) jugasama, diapit tanda petik, dan pada akhir kutipan diberi nomor untuk catatan kaki.

Contoh kutipan kurang dari lima baris :
  Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa ”unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan  kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan  agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”¹


¹Dendy Sugono (penangg. Jwb), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm. 23


Kutipan langsung lima baris ke atas ditulis terpisah dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan langsung lima baris ke atas :
        Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :

Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan   
aturan yang tetap. Baku  atau standart tidak dapat berubah setiap saat. 
Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat 
asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan  
pengrajin atau pengrusak

       Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara konsisten sehingga menghasilkan 
       ekspresi pemikiran yang objektif.

      ²Moeliono, Anton M. (ed), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 13


1)       Kutipan tidak langsung, menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri.
Cara menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya.
-  cara pertama meringkas, yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian.

-         cara kedua ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan.

2.      Kutipan Tanpa Catatan Kaki

Artikel dan makalah pendek (kurang dari 10) yang tidak menggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam teks. Perhatikan contoh berikut !
Data pustaka pada awal kutipan
       Hatch dan Gardner (dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002:166) mengidentifikasi kecerdasan antar pribadi berdasarkan keterampilan esensial dalam ...

Data pustaka pada akhir kutipan
..... Sedangkan kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri sendiri serta kemampuan menggunakan model untuk menempuh kehidupan yang efektif. (Howard Gardner, Multiple Inteligence, dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002: 52)

Selasa, 10 Januari 2012

TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN


Selama ini, jika seseorang akan mengarang, biasanya yang pertama kali ditentukan adalah tema. Tema sering dianggap orang sebagai sesuatu yang paling sentral dan sakral dalam urusan karang-mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesakral tema, dan pada umumnya dibicarakan kemudian.

Topik & Judul

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis ? atau Hendak menulis tentang apa ?

Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

Dalam penggarapan karangan ilmiah, misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemilihan topik. Dalam hal ini, disiplin ilmu, jurusan, bidang spesifikasi/kajian yang diambil oleh mahasiswa penyusun skripsi itulah yang menjadi topik skripsinya. Pada jenis karangan lain seperti artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai.
Perhatikan contoh topik dan judul berikut ini.

TOPIK
JUDUL

1.   Pertandingan Sepak Bola PSMS Melawan Persib

1a.  Mampukah Ayam Kinantan Meredam    Maung Bandung ?

1b.  PSMS dan Persib akan Menggoyang Stadion Senayan

1c.  Ini Dia, Dua Musuh Bebuyutan (PSMS vs PERSIB) Adu Kekuatan di Senayan.


2.   Putus Sekolah

1a.  Kiat Menekan Tingginya Angka Putus Sekolah

1b.  Tingginya Angka Putus Sekolah Merupakan Problema Pendidikan.

1c.  Masalah Tingginya Angka Putus Sekolah, PR Bagi Ahli Pendidikan




Jika memilih topik, tentu saja masalah yang dipilih adalah yang menarik perhatian penulis. Tidak jarang permasalahan yang dipilih itu masih bersifat umum dan terlalu luas. Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan,pengarang harus benar-benar mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melebar, hendaknya topik dipersempit atau dibatasi sesuai dengan rencana dan maksud pengarang. (c.f. Rahmat, 1999 : 21 – 23)

Tema

Tema berarti pokok pemikiran. Ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan. Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat, disebut tesis. Tesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan. Berbeda dengan tesis, rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat, asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengungkapkan satu ide (ide karangan). Perhatikan contoh di bawah ini :

Topik               : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif
Tesis/tujuan      : Membekali pembaca tentang cara mengemukakan pendapat secara      logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan pas.

Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangka karangan.

Topik               : Kemacetan Lalu Lintas
Subtopik          : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas
Judul                 : (dapat dirancang sesuai dengan selera penulisnya berdasarkan topik di atas), misalnya :
(1)    Macet Lagi, Macet Lagi, ... Pusing !
(2)    Lalu Lintas Macet, Penyakit Modernisasi
(3)    Kemacetan Lalu Lintas Dapat Memicu Stress
Tema              : Upaya mengatasi kemacetan lalu lintas bukalah semata-mata menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab.


Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung)
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
1.  Kerangka karangan  akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
2.    Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.
3.      Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan telah selesaikarena semua ide telah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk ”membunyikan” ide dan gagasannya.
4.  Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.

Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka karangan ada dua macam, yaitu kerangka topik dan kerangka kalimat. Dalam praktik pemakaian, yang banyak dipakai adalah kerangka topik.

Isi kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda-tanda yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (titik) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.

Kerangka kalimat lebih bersifat resmi, dan isinya berupa kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas dari pada yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai di akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab.


Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu :
1.      Pola alamiah
Penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu (a) urutan ruang, dan (b) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang: dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah penguraian berdasarkan uruta kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa secara kronologis.

2.      Pola Logis
Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Itu sebabnya dalam kerangka pola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus.


Disalin dari :
Buku          : Komposisi Bahasa Indonesia
Pengarang   : Lamudin Finoza

Senin, 09 Januari 2012

KALIMAT EFEKTIF


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penulis/penutur secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca/ pendengar. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/ pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Untuk dapat mencapai keefektifan tersebut di atas, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya :
  1. Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :
  • Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).
  • Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)
  • berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengaruh kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa memberi pengarahan).
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :
  • Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun sekolah baru.
  • Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
  • (a) Berdasarkan agenda, sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
  • (b) Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberikan pengarahan kepada pegawai baru. 
      2. Kepaduan (koherensi)

Yang dimaksud dengan koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termaksud unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.

Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren :
  • Kepada setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak memiliki subjek/ subjeknya tidak jelas)
  • Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur kalimat tidak benar/rancu)
  • Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O tidak berkaitan erat)
  • Yang sayasudah sarankan kepadamereka adalah merevisi anggaran darpada itu proyek. (salah dalam pemakaian kata dan frasa)
Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren :
  • Setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi.
  • Rumah saya baru saja diperbaiki.
  • Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
  • Yang sudah saya sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran proyek itu.
      3. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapat unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah :
  • Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku yang diberi label.
  • Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha ?
  • Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
  • Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar :
  • Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.
  • Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha.
  • Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.
  • Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan, dan menggencarkan pemasaran.
      4. Penekanan

Yang dimaksud dengan penekanan ialah terjadinya suatu perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu, yaitu :
(1)  dengan meletakkan kata yang ingin ditonjolkan di awal kalimat.
(2)  dengan melakukan pengulangan kata.
(3)  dengan melakukan pengontrasan kata kunci.
(4)  dengan menggunakan partikel penegas.

Contoh penekanan dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat :
  • Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November) 
  • Kita akan ujian akhir semester pada bulan Desember (bukan mereka)
Contoh penekanan dengan pengulangan kata :
  • Saya senang melihat panorama yang indah; saya senang melihat lukisan yang indah; dan saya juga senang melihat hasil seni ukir yang indah.
Contoh penekanan dengan pengontrasan kata kunci :
  • Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
Contoh penekanan dengan menggunakan partikel penegas :
  • Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan pula.
      5. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. hemat di sini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamak kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi.

Contoh kalimat yang tidak hemat kata :
  • Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi hingga petang.
  • Manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direkturnya.
Contoh kalimat yang hemat kata :
  • Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
  • Manajer itu segera mengubah rencana setelah bertemu direkturnya.
      6. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut, teratur, dalam perhitungan angka dan penomoran)
Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :
  • Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatang yang anti air)
  • Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungannya tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
  • Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan)

disalin dari :
Buku : Komposisi Bahasa Indonesia
Pengarang : Lamudin Finoza