Senin, 09 Januari 2012

KALIMAT EFEKTIF


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penulis/penutur secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca/ pendengar. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/ pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Untuk dapat mencapai keefektifan tersebut di atas, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya :
  1. Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :
  • Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).
  • Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)
  • berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengaruh kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa memberi pengarahan).
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :
  • Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun sekolah baru.
  • Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
  • (a) Berdasarkan agenda, sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
  • (b) Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberikan pengarahan kepada pegawai baru. 
      2. Kepaduan (koherensi)

Yang dimaksud dengan koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termaksud unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.

Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren :
  • Kepada setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak memiliki subjek/ subjeknya tidak jelas)
  • Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur kalimat tidak benar/rancu)
  • Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O tidak berkaitan erat)
  • Yang sayasudah sarankan kepadamereka adalah merevisi anggaran darpada itu proyek. (salah dalam pemakaian kata dan frasa)
Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren :
  • Setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi.
  • Rumah saya baru saja diperbaiki.
  • Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
  • Yang sudah saya sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran proyek itu.
      3. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapat unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah :
  • Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku yang diberi label.
  • Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha ?
  • Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
  • Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar :
  • Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.
  • Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha.
  • Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.
  • Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan, dan menggencarkan pemasaran.
      4. Penekanan

Yang dimaksud dengan penekanan ialah terjadinya suatu perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu, yaitu :
(1)  dengan meletakkan kata yang ingin ditonjolkan di awal kalimat.
(2)  dengan melakukan pengulangan kata.
(3)  dengan melakukan pengontrasan kata kunci.
(4)  dengan menggunakan partikel penegas.

Contoh penekanan dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat :
  • Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November) 
  • Kita akan ujian akhir semester pada bulan Desember (bukan mereka)
Contoh penekanan dengan pengulangan kata :
  • Saya senang melihat panorama yang indah; saya senang melihat lukisan yang indah; dan saya juga senang melihat hasil seni ukir yang indah.
Contoh penekanan dengan pengontrasan kata kunci :
  • Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
Contoh penekanan dengan menggunakan partikel penegas :
  • Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan pula.
      5. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. hemat di sini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamak kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi.

Contoh kalimat yang tidak hemat kata :
  • Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi hingga petang.
  • Manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direkturnya.
Contoh kalimat yang hemat kata :
  • Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
  • Manajer itu segera mengubah rencana setelah bertemu direkturnya.
      6. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut, teratur, dalam perhitungan angka dan penomoran)
Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :
  • Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatang yang anti air)
  • Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungannya tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
  • Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan)

disalin dari :
Buku : Komposisi Bahasa Indonesia
Pengarang : Lamudin Finoza


Tidak ada komentar:

Posting Komentar