Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penulis/penutur secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca/
pendengar. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/ pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Untuk dapat mencapai keefektifan tersebut di
atas, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu
adanya :
- Kesatuan
Yang
dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah
kalimat.
Contoh
kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :
- Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).
- Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)
- berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengaruh kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa memberi pengarahan).
Contoh
kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :
- Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun sekolah baru.
- Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
- (a) Berdasarkan agenda, sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
- (b) Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberikan pengarahan kepada pegawai baru.
2. Kepaduan
(koherensi)
Yang
dimaksud dengan koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara
unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termaksud unsur pembentuk kalimat adalah
kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam
kalimat.
Contoh
kalimat yang unsurnya tidak koheren :
- Kepada setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak memiliki subjek/ subjeknya tidak jelas)
- Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur kalimat tidak benar/rancu)
- Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O tidak berkaitan erat)
- Yang sayasudah sarankan kepadamereka adalah merevisi anggaran darpada itu proyek. (salah dalam pemakaian kata dan frasa)
Contoh
kalimat yang unsur-unsurnya koheren :
- Setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi.
- Rumah saya baru saja diperbaiki.
- Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
- Yang sudah saya sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran proyek itu.
3.
Keparalelan
Yang
dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapat unsur-unsur yang
sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam
kalimat.
Contoh
kesejajaran atau paralelisme yang salah :
- Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku yang diberi label.
- Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha ?
- Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
- Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.
Contoh
kesejajaran atau paralelisme yang benar :
- Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.
- Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha.
- Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.
- Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan, dan menggencarkan pemasaran.
4. Penekanan
Yang
dimaksud dengan penekanan ialah terjadinya suatu perlakuan khusus pada kata
tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara
keseluruhan. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk memberi perlakuan
khusus pada kata-kata tertentu, yaitu :
(1)
dengan meletakkan kata yang ingin ditonjolkan di awal kalimat.
(2)
dengan melakukan pengulangan kata.
(3)
dengan melakukan pengontrasan kata kunci.
(4)
dengan menggunakan partikel penegas.
Contoh
penekanan dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat :
- Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November)
- Kita akan ujian akhir semester pada bulan Desember (bukan mereka)
Contoh
penekanan dengan pengulangan kata :
- Saya senang melihat panorama yang indah; saya senang melihat lukisan yang indah; dan saya juga senang melihat hasil seni ukir yang indah.
Contoh
penekanan dengan pengontrasan kata kunci :
- Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
Contoh
penekanan dengan menggunakan partikel penegas :
- Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan pula.
5. Kehematan
Yang
dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang
tidak perlu. hemat di sini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak
mengulang subjek; tidak menjamak kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan
hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi.
Contoh kalimat yang tidak hemat kata :
- Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi hingga petang.
- Manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direkturnya.
Contoh
kalimat yang hemat kata :
- Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
- Manajer itu segera mengubah rencana setelah bertemu direkturnya.
6. Kelogisan
Yang
dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya kalimat yang logis/masuk akal. Logis
dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut, teratur,
dalam perhitungan angka dan penomoran)
Contoh
kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :
- Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatang yang anti air)
- Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungannya tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
- Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan)
disalin dari :
Buku : Komposisi Bahasa Indonesia
Pengarang : Lamudin Finoza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar