Kemahiran memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang menguasai kosakata
yang cukup luas.
Diksi atau pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan
membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun.
Diksi atau pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih kata-kata yang
tepat dan cocok untuk situasi tertentu.
Sumber diksi adalah KAMUS dan TESAURUS
Syarat Ketepatan Diksi
Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Contoh
:
(1) Bunga edelwise hanya tumbuh di tempat yang
tinggi
(gunung).
(2) Jika bunga bank tinggi, orang
enggan mengambil
kredit bank.
Dapat membedakan kata-kata yang hamper bersinonim.
Contoh
:
(1) Siapa pengubah
peraturan yang memberatkan pengusaha ?
(2) Pembebasan bea masuk
untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini
memberatkan pengusaha.
Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak.
Contoh :
keadilan, kebahagiaan, keluhuran,
kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan
Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Pasangan yang salah
|
Pasangan yang benar
|
antara …. dengan ….
tidak …. melainkan ….
baik …. ataupun
….
bukan ….
tetapi ….
|
antara …. dan ….
tidak …. tetapi ….
baik …. maupun
….
bukan ….
melainkan….
|
Dapat membedakan antara kata-kata yang umum dan kata-kata yang khusus.
Contoh :
Kata umum : melihat
Kata khusus :
melotot, membelalak, melirik, mengerling, mengintai, mengintip,
memandang, menatap, mengawasi, dll.
Kata Populer dan Kata Ilmiah
Contoh :
Kata
Populer Kata Ilmiah
sesuai harmonis
aneh eksentrik
kesimpulan konklusi
kiasan analogi
kolot konservatif
rasa kecewa frustrasi
penduduk populasi
contoh sampel
penilaian evaluasi
pembaruan inovasi
contoh sampel
penilaian evaluasi
pembaruan inovasi
Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering
juga disebut majas adalah cara penutur
mengungkapkan maksudnya.
Contohnya :
Eufimisme, litotes, metafora, personifikasi, dll.
Sebelum menampilkan gaya tertentu, ada enam factor yang mempengaruhi
tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan komunikannya,
yaitu
- Cara dan media komunikasi : lisan atau tulis, langsung atau tidak langsung, media cetak atau media elektronik.
- Bidang ilmu : filsafat, sastra, hokum, teknik, kedokteran, dll.
- Situasi : resmi, tidak resmi, setengah resmi.
- Ruang atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato
- Khalayak : dibedakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
- Tujuan : membangkitkan emosi, diplomasi, humor,dll.
Idiom dan Ungkapan Idiomatik
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak
secara langsung dapat dijabarkan dari unsure-unsurnya (Moeliono, 1984:177).
Menurut Badudu (1989:47). “… idiom adalah bahasa yang teradatkan …”. Oleh
karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada
kesatuan bentuk dan makna.
Contoh :
Gulung tikar, adu domba, muka tembok, dll.
Ungkapan idiomatic adalah pasangan kata yang
selalu muncul bersama sebagai frasa.
Contoh :
Berawal dari disebabkan
oleh sesuai dengan
Berdasarkan pada sehubungan
dengan berkenaan dengan
Dibacakan oleh terdiri
atas / dari tergantung
pada
Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan atau dilazimkan, sedangkan kata nonbaku sebaliknya.
Kata Baku Kata Nonbaku
kemarin kemaren
tradisional tradisionil
khawatir kuatir
lelah capek
Prinsip umumnya, kata-kata baku lebih diutamakan di dalam membuat sebuah
karangan, bahkan untuk karangan fiksi sekalipun. Kata-kata nonbaku kadang juga
bisa dipilih untuk mencari efek tertentu, misalnya untuk menghidupkan dialog
(di dalam cerpen, skenario, atau kutipan langsung), menyindir (pemakaian bahasa
seorang pejabat), menyesuaikan dengan ragam bahasa kalangan tertentu (misalnya
kalangan remaja, waria, atau kelas sosial tertentu).
Beberapa kata mungkin mengandung nilai rasa tertentu, menyangkut
tinggi-rendah penilaian yang kita berikat atas maknanya. Kata gerombolan,
misalnya, memiliki nilai rasa (konotasi) yang kurang menyenangkan, terkesan
negatif dalam tangkapan pembaca/pendengarnya. Kata wafat, misalnya, berbeda
nilai rasanya dengan mati, apalagi tewas dan modar. Kata-kata tertentu mungkin
pula bersinggungan dengan nilai-nilai kesopanan dan kepercayaan tertentu. Kata
gugur, misalnya, hanya digunakan untuk kalangan tertentu seperti pahlawan dan
prajurit yang mengorbankan nyawa di medan perang. Kata ganti kamu berbeda nilai
sosialnya dengan Anda atau Saudara. Begitu pula kata bini dan istri. Dengan
demikian, ketepatan dalam memilih kata perlu pula disertai dengan kepekaan yang
menyangkut nilai rasa dan nilai sosial kata.
Sumber : materi ini diambil dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar